Sabtu, 26 Mei 2012

kiat bagaimana Tetap Berteman Meskipun Bukan sebagai Kekasih lagi


      Sering terdengar ungkapan lama bila kita memutuskan hubungan dengan kekasih, Kita masih bisa tetap berteman. Tetapi apakah itu benar-benar bisa? Berdasarkan pengalaman pribadi maupun pengalaman banyak orang, hal demikian memang bisa terjadi. Inilah yang berhasil dilakukan mereka untuk bisa tetap berteman dengan para mantan kekasihnya.

   Pertama, harus disadari bahwa tidak semua mantan layak dipertahankan. Jika hubungan Anda penuh kekerasan atau meninggalkan begitu banyak luka, tutuplah pintu dan biarkan tetap begitu. Hanya Anda yang bisa menentukan pilihan. Masa yang segera kita alami setelah putus cinta biasanya masa-masa emosional. Ini sepenuhnya normal dan manusiawi. Akan dialami juga perasaan duka, hampa, cemas, kecewa dan bahkan marah. Dan tentu saja, ini mungkin menjadi kehilangan bagi salah satu dari kalian, atau keduanya. Selama masa ini, disarankan untuk menenangkan diri. Dengan demikian tidak ada yang akan mengatakan suatu saat ada hal-hal yang akan disesali dan menutup kemungkinan bagi pertemanan di masa yang akan datang.

       Ketika keadaan sudah tidak begitu menyakitkan, bagi salah satu atau keduanya, bisa mulai membangun persahabatan baru. Mulailah dari yang kecil-kecil. Telepon dia dan tanyakan bagaimana jalannya proyek di kantor atau pertanyaan-pertanyaan netral lainnya tentang keadaan masing-masing. Tulus dan tertariklah. Lakukanlah percakapan ringan dan tutuplah dengan mengatakan betapa senangnya bisa berbicara lagi dengannya dan berharap Anda bisa melakukannya lagi dalam waktu dekat. Seiring dengan berjalannya waktu, Anda bisa tetap melakukan hal ini hingga pada suatu saat Anda bisa memintanya untuk bergabung dengan Anda atau teman-teman untuk keluar malam atau pesta dengan teman-teman dekat. Pastikan bahwa ini bukanlah sebuah kencan, kecuali tentu saja Anda punya motif-motif tertentu di balik itu. Yang penting, Anda perlu meyakinkannya bahwa Anda adalah orang yang aman untuk diajak bicara. Anda jangan menelponnya dan mengatakan "Hai, apa kabar? …bla..bla…Mengapa kamu putus dengan saya?" Hindari terlibat dalam pembicaraan yang konfrontasional dan tetaplah tanpa saling menyalahkan dan tuduh-menuduh.

     Mungkin lebih mudah mengatakan daripada melakukukan, tetapi jika niat Anda memang untuk menciptakan persahabatan yang berharga, ini adalah sebuah keharusan. Ada cerita dari mereka yang telah putus hubungan dengan kekasihnya. Salah satu dari mantan kekasihnya bahkan menjadi pendamping perkawinan mereka. Demikian pula sebaliknya, setelah perkawinan tersebut dia yang telah menikah membantu mantan kekasihnya saat mengadakan perkawinan. Bahkan ada yang justru bekerja sama dalam usahanya. Yang penting disini, kita bisa bahagia memiliki dua orang teman yang bisa dipercaya ketika dan jika saya membutuhkan bantuan. Jelas ada sesuatu di sana yang menciptakan hubungan yang romantis dan meskipun itu tidak berhasil masih disukai kualitas yang sama dalam diri mereka.

      Kedua, siapa yang mengetahui peluang seperti apa yang bisa hilang jika membuang hubungan ini begitu saja? Kita harus percaya bahwa kita selalu bisa memanfaatkan seorang teman. Jangan mengharapkan itu akan terjadi dalam semalam. Juga penting untuk diingat bahwa persahabatan, seperti cinta, adalah jalan dua arah. Jika seseorang tidak mau mencoba, maka mereka akan menjalani masa-masa yang sulit atau itu tidak akan terjadi sama sekali. Buatlah dunia ini menjadi lebih baik, setidaknya coba dan berbahagialah meskipun itu tidak berhasil. Setidaknya Anda tahu bahwa Anda sudah melakukan usaha yang baik.

1 komentar: