Rabu, 13 Juni 2012

SHALAT ISTIKHARAH (MEDIA MINTA PETUNJUK DITENGAH KEBINGUNGAN)


Dalam menapaki perjalanan hidup didunia ini, sudah bukan mustahil manusia kerap dihadang beberapa persoalan yang pelik, sehingga membuat dia harus berhati-hati dalam menentukan pilihan atau mengambil keputusan. Dari beberapa pilihan sulit itu, bias beupa soal jodoh, pekerjaan, dan bahkan sampai memilih seorang pemimpin. Tak dapat disangkal, kalau dari pilihan yang diambil pastimengandung resiko. Karena itu, beruntunglah manusia yang memilih dengan pilihan tepat, sehingga membawa kearah kebaikan.



Ttetapi bagaimana kalau seseorang terperosok kedalam pilihan yang salah?  Sudah tentu ia akan merugi. sebab, pilihan yang buruk akan berakhir kerugian. Sudah ter manusia tidak menyesal dikemudian hari atas pilihan atau keputusan karena itu, agar manusia tidak menyesal dikemudian hari atas pilihan atau keputusan yang diambil, Nabi SAW menganjurkan untuk melaksanakan shalat istikharah.

Shalat istikharah adalah shalat sunnat 2 (dua) raka’at yang dilakukan ketika seseorang ragu dalam memilih dua perkara atau lebih. Juga ketika seseorang menghadapi permasalahan penting dalam memilih suatu keputusan yang berdampak besar. Dengan sholat itu, seseorang dianjurkan agar minta petunjuk atau bimbingan Allah SWT supaya keputussan yang diambil nantinya tidak salah.

Perkataan istikharah sendiri, berakar dari kata khair (baik) atau khiyarah (terbaik). Disini, istikharah berarti thalab al-khiyarah minAllah, yaitu usaha untuk mendapat sesuatu yang terbaik dengan cara memohon petunjuk kepada Allah lewat shalat. Tidak salah bila istikharah itu bersifat spiritual, yakni usaha yang sepenuhnya bersifat rohaniah.

Dalam soal istikharah ini Nabi bersabda : “apabila salah seorang diantara kalian berniat melakukan suatu urusan, hendaklah dia shalat dua raka’at yang bukan fardhlu kemudian hendaklah dia berdoa Allahumma…….” (HR. Bukhori). Berdasarkan hadits itu, Imam An-Nawawi berpendapat kalau “istikharah disunnahkan disegala kondisi”. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab fathul bari.

Tetapi berdasar petunjuk Nabi, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam bukhari bahwa istikharah dilakukan dengan shalat sunnah dua rakaat dimalam hari.
Selesai shalat, orang yang bersangkutan disuruh membaca doa istikharah yang pada intinya berisi permohonan kepada Allah SWT. Agar ia diberikan sesuatuyang terbaik untuk kepentingan jangka pendek (dunia) maupun jangka panjang (akhirat).

Berdasarkan  hadits itu pula seorang muslim menurut Imam Syaukani, tidak boleh meremehkan sesuatu perkara, dan mengabaikan istikharah. Kenapa? Sebab, seringkali terjadi kasus kecil yang diremehkan, namun ketika diambil atau ditinggalkan, justru menimbulkan bahaya besar dikemudian hari.

Shalat istikharah sangat penting untuk dilakukan karena pilihan manusia acap besifat subjektif, partikularistik, dan terkadang tidak lepas dari dorongan nafsu. Akibatnya, pilihan manusia seringkali mengecewakan. Dapat dipahami jika manusia seringkali membenci sesuatu yang baik juga sebaliknya mencintai sesuatu yang buruk. Dalam hal ini Allah SWT berfirman : “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”. (QS Al-Baqarah : 216)

Sebagai petunjuk dari Allah, pilihan melalui Istikharah akan memberikan keyakinan yang amat kuat. Tak salah jika jawaban dari istikharah yang dilakukan seseorang kadang bias munculnya satu keyakinan yang mantap dalam diri yang memotivasi diri untuk mengambil keputusan dari permasalahan yang tengah dihadapi

Bisa jadi, jawaban dari istikharah bias muncul dari suatu mimpi. Perlu diketahui, mimpi itu ada 3 (tiga) macam. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim telah disebutkan bahwa jenis mimpi yang pertama adalah mimpi baik, yaitu suatu kabar yang menyenangkan dari Allah. Kedua, mimpi yang menakutkan atau menyedihkan yang datangnya dari syetan. Dan ketiga, mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan atau khayalan manusia belaka.

Meski demikian, jawaban Allah adalah hak Allah. Oleh karena itu, yang perlu dicatat disini adalah bahwa seseorang melaksanakan shalat istikharah, semata-mata menyerahkan urusan yang akan dipilih itu akan dibimbing Allah sehingga menyerahkan segala urusan pada Allah semata. Sebab, jika itu pilihan yang terbaik, maka Allah akan memudahkannya bagi orang itu dan akan memberkahinya. Tetapi jika hal tersebut adalah sebaliknya, maka Allah akan memalingkannya dan memudahkan orang itu kepada kebaikan dengan izin-Nya.

Untuk itu, shalat istikharah harus dilakukan dengan niat yang ikhlas mengharapkan keridhaan Allah dan dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah.
Sebab, jika shalat istikharah yang dilakukan itu sepenuhnya. Tak salah, jika shalat istikharah menjadi media meminta petunjuk bagi seseorang saat ia dihadapkan pada kebimbangan.





Source : majalah hidayah






Tidak ada komentar:

Posting Komentar